( Nartikoh menangis histeris begitu tahu anak kandungnya meninggal dunia
diduga dianiaya sesama teman di pesantren di Kendal, Jumat 13 Januari
2017 )
Liputan Kendal Terkini, KENDAL -- Kekerasan di
dunia pendidikan hingga memakan korban jiwa terjadi di Kabupaten Kendal.
Kali ini, seorang santri yang tengah menempuh pendidikan di sebuah
pondok pesantren (ponpes) di Kendal, Dimas Khilmi bin Sulasman (18),
meregang nyawa di tangan temannya, MA (16).
Peristiwa nahas itu terjadi di asrama ponpes blok I 461, pada Kamis (12/1) malam, sekitar pukul 22.15. Siswa kelas XI itu sudah meninggal saat dilarikan RSUD dr Suwondo, Kendal.
Sumber Tribun Jateng di lingkungan kepolisian yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, kejadian berawal saat Dimas datang ke blok I 461 dan menantang pelaku berkelahi.
Tak pelak, pelaku yang juga masih duduk di kelas XI itu menanggapi tantangan tersebut. "Awalnya cekcok mulut, tetapi lama-lama berujung perkelahian," ujarnya, kepada Tribun Jateng.
Menurut dia, korban yang bertubuh kecil dipukul pelaku dengan tangan kosong sebanyak dua kali mengenai pelipis sebelah kiri. Kemudian, korban dilempar ke arah tempat tidur.
Belum cukup puas, dia menambahkan, pelaku memukul muka korban dan menegakkan badan korban, lalu menendang dadanya.
Teman-teman yang melihat sempat melerai pelaku, tetapi korban yang kembali mendatangi pelaku.
"Belum sampai ke pelaku, korban langsung ambruk tertelungkup dan kejang-kejang," imbuhnya.
Dendam
Sumber itu menyebutkan, perlelahian berujung maut tersebut diduga karena korban menaruh dendam kepada pelaku, menyusul kebijakan ponpes mengenai penanganan pelanggaran disiplin yang dinilai tidak adil.
Peristiwa nahas itu terjadi di asrama ponpes blok I 461, pada Kamis (12/1) malam, sekitar pukul 22.15. Siswa kelas XI itu sudah meninggal saat dilarikan RSUD dr Suwondo, Kendal.
Sumber Tribun Jateng di lingkungan kepolisian yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, kejadian berawal saat Dimas datang ke blok I 461 dan menantang pelaku berkelahi.
Tak pelak, pelaku yang juga masih duduk di kelas XI itu menanggapi tantangan tersebut. "Awalnya cekcok mulut, tetapi lama-lama berujung perkelahian," ujarnya, kepada Tribun Jateng.
Menurut dia, korban yang bertubuh kecil dipukul pelaku dengan tangan kosong sebanyak dua kali mengenai pelipis sebelah kiri. Kemudian, korban dilempar ke arah tempat tidur.
Belum cukup puas, dia menambahkan, pelaku memukul muka korban dan menegakkan badan korban, lalu menendang dadanya.
Teman-teman yang melihat sempat melerai pelaku, tetapi korban yang kembali mendatangi pelaku.
"Belum sampai ke pelaku, korban langsung ambruk tertelungkup dan kejang-kejang," imbuhnya.
Dendam
Sumber itu menyebutkan, perlelahian berujung maut tersebut diduga karena korban menaruh dendam kepada pelaku, menyusul kebijakan ponpes mengenai penanganan pelanggaran disiplin yang dinilai tidak adil.
Hal itu terkait dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan
pelaku dan empat orang teman korban. Keempat rekan korban dikeluarkan
dari pondok, sedangkan pelaku tidak dikeluarkan.
Adapun, Perwakilan Humas RSUD dr Suwondo, Kendal, Dr Mochamad Wibowo mengatakan, pihak ponpes membawa korban ke rumah sakit pada Kamis (12/1) malam, sekitar pukul 22.30.
"Korban dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal. Dilihat dari kondisinyanya, korban baru saja tewas 15 menit yang lalu (Kamis malam-Red)," jelasnya.
Wibowo menuturkan, kondisi korban mengalami luka di pelipis sebelah kiri. Pihaknya pun belum mengetahui penyebab kematian siswa kelas XI itu.
"Untuk penyebabnya pastinya akan didalami, kami hanya memeriksa," paparnya.
Wibowo mengungkapkan, pengurus ponpes yang membawa korban mengatakan santri tersebut terjatuh dari tangga dan ditemukan dalam keadaan telungkup.
Adapun, pihak kepolisian maupun pondok tidak bersedia memberikan keterangan secara resmi saat awak media mengkonfirmasi mengenai perisitiwa tersebut.
Sementara itu, ibunda korban penganiayaan menagis histeris saat melihat putra kandungnya Nartikoh begitu tahu anak kandungnya meninggal dunia diduga dianiaya sesama teman di pesantren di Kendal. Dia berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
Mirna bakal Beri Peringatan
Bupati Kabupaten Kendal, Mirna Annisa mengaku kaget mendengar adanya perkelahian yang menyebabkan korban jiwa di lingkungan pendidikan di wilayah kerjanya.
Adapun, Perwakilan Humas RSUD dr Suwondo, Kendal, Dr Mochamad Wibowo mengatakan, pihak ponpes membawa korban ke rumah sakit pada Kamis (12/1) malam, sekitar pukul 22.30.
"Korban dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal. Dilihat dari kondisinyanya, korban baru saja tewas 15 menit yang lalu (Kamis malam-Red)," jelasnya.
Wibowo menuturkan, kondisi korban mengalami luka di pelipis sebelah kiri. Pihaknya pun belum mengetahui penyebab kematian siswa kelas XI itu.
"Untuk penyebabnya pastinya akan didalami, kami hanya memeriksa," paparnya.
Wibowo mengungkapkan, pengurus ponpes yang membawa korban mengatakan santri tersebut terjatuh dari tangga dan ditemukan dalam keadaan telungkup.
Adapun, pihak kepolisian maupun pondok tidak bersedia memberikan keterangan secara resmi saat awak media mengkonfirmasi mengenai perisitiwa tersebut.
Sementara itu, ibunda korban penganiayaan menagis histeris saat melihat putra kandungnya Nartikoh begitu tahu anak kandungnya meninggal dunia diduga dianiaya sesama teman di pesantren di Kendal. Dia berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
Mirna bakal Beri Peringatan
Bupati Kabupaten Kendal, Mirna Annisa mengaku kaget mendengar adanya perkelahian yang menyebabkan korban jiwa di lingkungan pendidikan di wilayah kerjanya.
Dia pun berharap ke depan bakal ada sistem yang lebih baik untuk dapat mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali.
"Saya akan memberi peringatan agar kejadian ini tidak terulang di dunia pendidikan," tegasnya.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kendal, Akhmad Suyuti juga sangat menyesalkan peristiwa tersebut terjadi di dunia pendidikan, apalagi masih dalam lingkungan pondok pesantren (ponpes).
"Saya berharap pengawasan di lingkungan pendidikan bisa lebih diperketat dan efektif. Peristiwa ini sangat disesalkan," ujarnya. (*)
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kendal, Akhmad Suyuti juga sangat menyesalkan peristiwa tersebut terjadi di dunia pendidikan, apalagi masih dalam lingkungan pondok pesantren (ponpes).
"Saya berharap pengawasan di lingkungan pendidikan bisa lebih diperketat dan efektif. Peristiwa ini sangat disesalkan," ujarnya. (*)
Hanya di Anapoker Anda bisa mengklaim berbagai promo untuk permainan Domino QQ, Bandar Ceme, Capsa Susun, Super 10, & Juga Omaha Poker
ReplyDeleteAnapoker Bonus Turn Over akan diakumulasi terus selama 1 minggu bermain, ada bonus Chips Gratis untuk anda member Setia kami lho
Contact Anapoker sekarang juga
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128
Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
Freebet Casino Online
sbobet alternatif
Freebet Casino Online Terbaru IDN Live
link sbobet
sabung ayam online
adu ayam
casino online
sabung ayam bangkok
ayam laga birma
poker deposit pulsa
deposit pulsa poker
deposit pulsa
deposit pulsa
deposit pulsa