KENDAL – Bagi Anda yang menyukai tantangan dan ingin memacu
adrenalin, mungkin lokasi wisata di Kabupaten Kendal ini dapat menjadi
alternatifnya. Terletak di Dusun Genting, Desa Getas, Kecamatan
Singorojo, Kendal. Desa Getas merupakan salah satu desa wisata yang
memiliki berbagai tempat yang dapat digunakan untuk rekreasi bagi
masyarakat.
Meski berada di Kecamatan Singorojo, akses masuk ke desa ini justru
lebih mudah dilalui dari Kecamatan Limbangan Kendal. Sekitar 20
kilometer arah selatan kota Kendal maupun kota Semarang, desa yang
berada di lereng gunung ini memiliki panorama yang mempesona dengan
kesejukan udaranya.
Di desa ini, terdapat Sungai Kedung Boto, atau yang juga disebut
sebagai Kedung Wali. Penamaan Kedung Wali karena konon, dulu di tempat
ini menjadi persinggahan Wali untuk syiar agama Islam.
Sungai yang airnya jernih ini, memiliki bebatuan dengan struktur
penataan yang rapi, padahal tumpukan batu di tepi sungai merupakan hasil
proses alam selama ribuan tahun. Bebatuan ini memang sangat unik dan
indah. Berbetuk kubus, berderet-deret, dan berwarna mengkilat. Apalagi
dipadu dengan arus sungai yang deras dan jernih. Sepanjang mata
memandang, batu-batu kotak memenuhi tepian sungai, bertumpuk ke atas
hingga menjadi tebing.
Sungai dengan panjang sekitar 1400 meter tersebut, dapat menjadi
wahana memacu adrenalin dengan arung jeram. Pengunjung dapat menikmati
perjalanan menegangkan menyusuri sungai dengan durasi 1 hingga 2 jam. Para pengunjung menikmati permainan di lokasi Sungai Kedung Boto. (LKTO/Kendal)
Namun, pengunjung tak perlu khawatir karena akan ditemani oleh
pemandu dan menggunakan peralatan agar aman dan nyaman ketika mengarungi
sungai sedalam 6-10 meter ini. Selain itu, terdapat air terjun yang
sangat indah bagi pengunjung. Disana pengunjung dapat beristirahat
sejenak untuk menikmati alam yang terdapat di sekitar sungai.
Di tempat ini juga terdapat pohon tua yang memiliki akar
bergelantungan. Ketika berwisata disini, pengunjung dapat bermain ayunan
akar di atas sungai sambil menikmati keindahan bebatuan alam.
Anak-anak muda setempat yang mengelola tempat ini, telah mendapatkan
pelatihan untuk menjaga dan mengawasi para pengunjung. Mereka juga
menyewakan pelampung dan helm untuk keamanan. Memang belum ada semacam
gapura atau petunjuk arah yang permanen karena lokasi ini terbilang
baru, dan resmi dibuka pada Januari 2015. Namun, masyarakat sekitar akan
bersedia menunjukkan arah menuju lokasi wisata tersebut. (Jurnalistik-LKTO/FCP)
0 komentar:
Post a Comment