Liputan Kendal Terkini, KENDAL -- Kekerasan di
dunia pendidikan hingga memakan korban jiwa terjadi di Kabupaten Kendal.
Kali ini, seorang santri yang tengah menempuh pendidikan di sebuah
pondok pesantren (ponpes) di Kendal, Dimas Khilmi bin Sulasman (18),
meregang nyawa di tangan temannya, MA (16).
Peristiwa nahas itu terjadi di asrama ponpes blok I 461, pada Kamis
(12/1) malam, sekitar pukul 22.15. Siswa kelas XI itu sudah meninggal
saat dilarikan RSUD dr Suwondo, Kendal.
Sumber Tribun Jateng di lingkungan kepolisian yang enggan disebutkan
namanya, mengatakan, kejadian berawal saat Dimas datang ke blok I 461
dan menantang pelaku berkelahi.
Tak pelak, pelaku yang juga masih duduk di kelas XI itu menanggapi
tantangan tersebut. "Awalnya cekcok mulut, tetapi lama-lama berujung
perkelahian," ujarnya, kepada Tribun Jateng.
Menurut dia, korban yang bertubuh kecil dipukul pelaku dengan tangan
kosong sebanyak dua kali mengenai pelipis sebelah kiri. Kemudian, korban
dilempar ke arah tempat tidur.
Belum cukup puas, dia menambahkan, pelaku memukul muka korban dan menegakkan badan korban, lalu menendang dadanya.
Teman-teman yang melihat sempat melerai pelaku, tetapi korban yang kembali mendatangi pelaku.
"Belum sampai ke pelaku, korban langsung ambruk tertelungkup dan kejang-kejang," imbuhnya.
Dendam
Sumber itu menyebutkan, perlelahian berujung maut tersebut diduga
karena korban menaruh dendam kepada pelaku, menyusul kebijakan ponpes
mengenai penanganan pelanggaran disiplin yang dinilai tidak adil.
Hal itu terkait dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan
pelaku dan empat orang teman korban. Keempat rekan korban dikeluarkan
dari pondok, sedangkan pelaku tidak dikeluarkan.
Adapun, Perwakilan Humas RSUD dr Suwondo, Kendal, Dr Mochamad Wibowo
mengatakan, pihak ponpes membawa korban ke rumah sakit pada Kamis (12/1)
malam, sekitar pukul 22.30.
"Korban dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal. Dilihat
dari kondisinyanya, korban baru saja tewas 15 menit yang lalu (Kamis
malam-Red)," jelasnya.
Wibowo menuturkan, kondisi korban mengalami luka di pelipis sebelah
kiri. Pihaknya pun belum mengetahui penyebab kematian siswa kelas XI
itu.
"Untuk penyebabnya pastinya akan didalami, kami hanya memeriksa," paparnya.
Wibowo mengungkapkan, pengurus ponpes yang membawa korban mengatakan
santri tersebut terjatuh dari tangga dan ditemukan dalam keadaan
telungkup.
Adapun, pihak kepolisian maupun pondok tidak bersedia memberikan
keterangan secara resmi saat awak media mengkonfirmasi mengenai
perisitiwa tersebut.
Sementara itu, ibunda korban penganiayaan menagis histeris saat melihat putra kandungnya Nartikoh begitu tahu anak kandungnya
meninggal dunia diduga dianiaya sesama teman di pesantren di Kendal. Dia berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
Mirna bakal Beri Peringatan
Bupati Kabupaten Kendal, Mirna Annisa mengaku kaget mendengar adanya
perkelahian yang menyebabkan korban jiwa di lingkungan pendidikan di
wilayah kerjanya.
Dia pun berharap ke depan bakal ada sistem yang lebih baik untuk dapat mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali.
"Saya akan memberi peringatan agar kejadian ini tidak terulang di dunia pendidikan," tegasnya.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kendal, Akhmad Suyuti juga sangat
menyesalkan peristiwa tersebut terjadi di dunia pendidikan, apalagi
masih dalam lingkungan pondok pesantren (ponpes).
"Saya berharap pengawasan di lingkungan pendidikan bisa lebih
diperketat dan efektif. Peristiwa ini sangat disesalkan," ujarnya. (*)