Kendal
- Wilayah Kendal khususnya memiliki wilayah pantai yang cukup luas.
Membentang dari timur kebarat. Berbatas dengan kota Semarang di bagian
timur dan kabupaten Batang disisi barat.
Komoditas
bidang pertanian air payau dan air asin sangat subur. Namun, budidaya
kepiting cangkang lunak masih asing di wilayah Kendal. Padahal, budidaya
kepiting cangkang lunak masih sangat dibutuhkan untuk komoditas
eksport.
Negara—negara
seperti Jepang, Hongkong bahkan Amerika Serikat menjadi konsumen tetap
kepiting jenis ini. Sebenarnya kepiting cangkang lunak bukan jenis
tersendiri. Namun kepiting bakau dan soka yang diberi ekstrak bayam.
Ekstrak bayam banyak mengandung ekdisteroid. Sejenis zat yang
mempercepat pelepasan cangkang pada kepiting dan sejenisnya. Yushita
fujaya, Guru besar universitas Hasanuddin Makasar, penemu Vitomolt .
Vitomolt di patenkan olehnya pada tahun 2008 seperti yang di langsir
laman kementrian riset teknologi dan pendidikan tinngi
(KEMENRISTEKDIKTI).
Menurut Abdul Mujib, petani kepiting asal Sumenep Madura, kepiting
cangkang lunak belum ada hama yang berarti. “Selama saya budidaya, belum
pernah ada kepiting yang mati. Kalaupun ada hanya beberapa bukan
disebabkan penyakit” kata petani muda ini.
Dari lahan miliknya yang 4 meter x 6 meter, dirinya membudidayakan
kurang lebih 700 ekor kepiting cangkang lunak. Dari 700 ekor yang dia
budidayakan, Mujib mendapat 1 kuintal kepiting cangkang lunak siap
panen.
Masa panen juga cukup cepat. “Sekitar 40 hari, saya sudah bisa memanen”
aku mujib saat di hubungi via telepon. Untuk perkilo, Mujib menjual
kepiting cangkang lunak segar dengan harga Rp. 150 ribu. “Saya sih jual sendiri ke rumah makan daerah saya. Selain harganya lebih mahal, juga terhindar dari permainan harga tengkulak” jelasnya.
0 komentar:
Post a Comment