Friday, January 29, 2016

Kepiting Cangkang Lunak di Minati Pasar Eksport

Kendal - Wilayah Kendal khususnya memiliki wilayah pantai yang cukup luas. Membentang dari timur kebarat. Berbatas dengan kota Semarang di bagian timur dan kabupaten Batang disisi barat.
Komoditas bidang pertanian air payau dan air asin sangat subur. Namun, budidaya kepiting cangkang lunak masih asing di wilayah Kendal. Padahal, budidaya kepiting cangkang lunak masih sangat dibutuhkan untuk komoditas eksport.
Negara—negara seperti Jepang, Hongkong bahkan Amerika Serikat menjadi konsumen tetap kepiting jenis ini. Sebenarnya kepiting cangkang lunak bukan jenis tersendiri. Namun kepiting bakau dan soka yang diberi ekstrak bayam.  Ekstrak bayam     banyak mengandung  ekdisteroid. Sejenis zat yang mempercepat pelepasan cangkang pada kepiting dan sejenisnya. Yushita fujaya, Guru besar universitas Hasanuddin Makasar, penemu Vitomolt . Vitomolt di patenkan olehnya pada tahun 2008 seperti yang di langsir laman kementrian riset  teknologi dan pendidikan tinngi (KEMENRISTEKDIKTI).
Menurut Abdul Mujib, petani kepiting asal Sumenep Madura, kepiting cangkang lunak belum ada hama yang berarti. “Selama saya budidaya, belum pernah ada kepiting yang mati. Kalaupun ada hanya beberapa bukan disebabkan penyakit” kata petani muda ini.
Dari lahan miliknya yang 4 meter x 6 meter, dirinya membudidayakan kurang lebih 700 ekor kepiting cangkang lunak. Dari 700 ekor yang dia budidayakan, Mujib mendapat 1 kuintal kepiting cangkang lunak siap panen.
Masa panen juga cukup cepat. “Sekitar 40 hari, saya sudah bisa memanen” aku mujib saat di hubungi via telepon. Untuk perkilo, Mujib menjual kepiting cangkang lunak segar dengan harga Rp. 150 ribu. “Saya sih jual sendiri ke rumah makan daerah saya. Selain harganya lebih mahal, juga terhindar dari permainan harga tengkulak” jelasnya.

0 komentar:

Post a Comment